Friday, March 18, 2005

 

Kerajaan Inggris dan George VI



Waktu kuliah dulu, untuk mengisi waktu antar kuliah, gue sering menyambangin perpustakaan British Council di kampus gue. Maklumlah mahasiswa miskin, daripada ngendon di kantin kampus yang bisa morotin uang makan seminggu, ya lebih baik memanjakan diri membaca buku gratis di perpustakaan ini. Buku-bukunya ngga seperti buku-buku di perpustakaan jurusan yang sangat akademis dan berat-berat bahasannya. Disini buku-bukunya lebih ringan bahasannya lengkap dengan penyajian yang menarik, misalnya banyak foto-fotonya dan berwarna warni.

Dasar perpustakaan bantuan Inggris, buku-bukunya ya kebanyakan buku-buku tentang Inggris dong, ngga aneh khan. Jadilah gue waktu itu baca buku-buku tentang kehidupan di Inggris lengkap dengan foto-foto panorama kota-kota di Inggris yang menurut gue sangat indah dan resik walaupun kebanyakan adalah kota-kota tua. Gue juga tertarik dengan buku-buku yang membahas tentang sejarah kerajaan Inggris, maklumlah gue khan penggemar sejarah. Mulai dari Inggris zaman dahulu kala, zaman Arthur dan Lancelot, sampai zaman Inggris dikuasai Romawi, dan akhirnya zaman Anglo-Saxon yang berasal dari Jerman.

Tapi tentunya fokus bahasan buku-buku sejarah kerajaan Inggris adalah pada raja-raja dan ratu-ratu Inggris terakhir yang hidup mulai akhir abad 19 sampai dewasa ini. Mulai dari raja George V, Edward VIII, George VI, dan akhirnya saat ini ratu Elizabeth II. Raja-raja dan ratu-ratu Inggris sebelumnya terus terang gue lupa urutannya, tapi beberapa yang terkenal adalah ratu Elizabeth I, ratu Victoria, raja Edward VII, dan raja George IV. Lumayan lengkap juga bahasannya, tentang masa kecil mereka, masa remaja, masa-masa mereka menjadi putra mahkota, masa mereka menjadi raja, konflik-konflik yang mereka hadapin, apalagi zaman mereka berkuasa adalah zaman-zamannya Inggris menjadi negara terkuat di dunia, terutama penguasaan atas kepulauan-kepulauan di daerah timur. Pada saat itu orang Inggris sampai punya semboyan British rules the wave, yang kalau diartikan bebas adalah Inggris menguasai lautan.

Diantara raja-raja dan ratu-ratu Inggris terakhir itu, gue harus angkat topi untuk raja George VI. George VI sebenarnya tidak disiapkan untuk menjadi raja Inggris. Selain karena dia anak kedua dan bukan kesatu dari raja George V, pada masa remajanya secara karakter dia juga tidak kelihatan sebagai seseorang yang akan memimpin Inggris di masa depan. Mungkin dikarenakan pribadinya yang pemalu, pangeran ini tidak pernah kelihatan menonjol dalam kehidupan sosial kerajaan. Bintangnya tertutup oleh terangnya bintang saudaranya yang menjadi putra mahkota yang nantinya akan diangkat menjadi raja Edward VIII. Edward VIII di masa mudanya benar-benar menonjol sebagai representasi kerajaan Inggris dengan pribadi yang flamboyan, populer, menonjol dalam kehidupan sosial, dan tampil dengan sangat percaya diri di acara-acara kerajaan.

Edward VIII dikoronasi menjadi raja Inggris pada tahun 1936 setelah mangkatnya George V. Rakyat Inggris berharap banyak pada raja ini, tetapi segera saja dia mempunyai masalah karena pada tahun itu dia ingin menikahi seorang janda cerai dari Amerika Serikat bernama Mrs. Wallis Simpson. Parlemen Inggris tidak menyetujui perkawinan Edward VIII dengan Mrs.Simpson, terutama berkaitan dengan aturan bahwa istri raja secara otomatis akan menjadi ratu Inggris. Parlemen Inggris sama sekali tidak bisa menerima bahwa yang akan jadi ratu Inggris adalah orang dari luar Inggris dan berstatus janda pada saat dinikahi oleh Edward VIII. Edward akhirnya memilih cintanya pada Mrs. Simpson dan mengundurkan diri pada tahun 1937.

Setelah mundurnya Edward VIII, secara tiba-tiba perhatian tertuju kepada anak kedua raja George V. Maka pangeran yang tidak menonjol dan tidak populer ini harus menerima kenyataan bahwa masa depan kerajaan Inggris terletak di pundaknya. Pada tahun 1937, George VI dikoronasi sebagai raja Inggris menggantikan saudaranya, Edward VIII yang mundur dari jabatannya. Rakyat Inggris benar-benar tidak mengenal raja baru mereka ini, tidak seperti Edward VIII yang sangat dikenal. Tetapi segera, raja baru ini membuktikan kepada rakyat Inggris dan kepada dunia bahwa dirinya pantas memimpin Inggris dan mengarahkan masa depan Inggris.

Tahun-tahun awal pemerintahan George VI merupakan tahun-tahun berat dan penuh konflik di Eropa, terutama dengan invasi Jerman yang dipimpin Hitler ke beberapa negara Eropa. Inggris sebagai salah satu negara Eropa tentu saja sangat terpengaruh dengan suasana ini. George VI dengan tegas menyatakan perang terhadap Jerman yang telah dengan sewenang-wenang menginvasi negara-negara lain di Eropa. Keputusan ini merupakan salah satu keputusan yang sangat ditunggu negara-negara lain di Eropa saat itu mengingat posisi Inggris sebagai negara yang terkuat angkatan perangnya di Eropa bahkan di dunia dan dengan keputusan ini, raja George mendapat simpati yang sangat luas dari hampir semua pemimpin Eropa yang menentang aksi Jerman.

Akibat pernyataan tersebut Jerman mengancam akan menyerang London. Pada saat itu raja George VI menunjukkan kepada rakyatnya dan dunia bahwa ia tidak takut dengan ancaman Jerman. Walaupun di bawah ancaman kemungkinan serangan Jerman ke London, Raja tetap tinggal di London dan dengan setia bersama ratu mengunjungi dan memonitor kondisi pasukan Inggris yang mempersiapkan diri menghadapi serangan Jerman. Kehadiran raja bersama-sama mereka dan kesediaan raja untuk mengunjungi mereka di saat-saat genting ini memotivasi dan mengangkat moral pasukan Inggris.

Akhirnya Jerman benar-benar menyerang Inggris dan pesawat-pesawat tempur dan pembom mereka menghujani London dengan bom. Beberapa bagian dari istana Buckingham menjadi sasaran bom, tetapi George VI berhasil lolos dari serangan tersebut. Perang terus berlanjut dan beberapa kali London kembali dibom sampai akhirnya Jerman menyerah kalah kepada sekutu pada tahun 1945. Kekalahan Jerman ini disambut meriah oleh rakyat Inggris dengan mengagung-agungkan rajanya. Tetapi kondisi kesehatan raja
pada saat itu sudah sangat buruk setelah mengalami perang yang panjang tersebut. Raja menderita kanker paru-paru dan akhirnya meninggal pada tahun 1952.


Wallahua'lam kebenaran sejarah yang gue baca tersebut ya, tetapi banyak pelajaran yang dapat gue petik dari teladan-teladan yang diberikan oleh George VI. Kesediaan menerima tanggung jawab, ketulusan, perhatian kepada rakyat bener-bener menjadikan beliau salah seorang pemimpin Inggris yang dihormati.


Tuesday, March 15, 2005

 

Ambalat dan PSC



Hari-hari terakhir ini perhatian kita sedang tertuju kepada krisis Ambalat yang terjadi antara Indonesia dan Malaysia. Krisis yang diakibatkan oleh saling klaim terhadap wilayah yang sama yang kebetulan terletak di perbatasan kedua negara dan berdasarkan hasil eksplorasi, di dalam perut bumi di bawah wilayah yang diberi nama Ambalat ini ada potensi kandungan minyak dan gas yang cukup signifikan. Pemerintah Indonesia telah kadung menyerahkan pengelolaan dan pengoperasian wilayah ini untuk dieksploitasi kepada ENI dan Unocal, sementara pemerintah Malaysia di sisi lain juga telah kadung menyerahkannya kepada Shell.

Dalam tulisan ini tentunya saya tidak akan membahas mengenai masalah bagaimana menentukan perbatasan dan bagaimana kedua pemerintah melakukan diplomasi, ranah pembahasan tersebut sama sekali bukan bidang yang saya kuasai. Saya akan memaparkan mengenai bagaimana pemerintah Indonesia mengatur dan mengelola kegiatan ekplorasi dan eksploitasi minyak dan gas di bawah perut bumi Indonesia.

Sebagai perwakilan dari rakyat Indonesia, pemerintah mempunyai kepemilikan terhadap semua kekayaan yang berada di bumi Indonesia, baik di darat, di laut, bahkan di dalam perut bumi. Untuk kekayaan bumi Indonesia berupa minyak dan gas, pemerintah telah mengatur sebuah sistem yang dibukukan dalam UU Migas. Dalam sistem ini pemerintah akan bertindak sebagai pemilik, baik wilayah, maupun minyak dan gas yang disedot dari dalam perut bumi tersebut. Untuk mengelola dan mengoperasikan wilayah kegiatan eksplorasi dan eksploitasi tersebut, pemerintah akan menunjuk operator berupa perusahaan minyak. Perjanjian antara pemerintah dan operator akan dibuat dan akan mengikat kedua belah pihak.

Ada beberapa jenis kontrak antara pemerintah dan operator, ada yang disebut PSC, JOB, JOA, dan TAC. Tetapi yang paling populer adalah apa yang dikenal dengan nama PSC (Production Sharing Contract). Pada sistem kontrak ini, pemerintah akan memberikan hak kepada operator untuk mengeksplorasi dan mengeksploitasi suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu dengan ketentuan bahwa hasilnya akan dibagi antara pemerintah dan operator, sementara biaya operasi akan ditanggung sepenuhnya oleh pemerintah. Tentu saja karena pemerintah menanggung semua biaya operasi, pemerintah akan mendapat bagian yang lebih besar. Jangka waktu kontrak ini biasanya 30 tahun, 10 tahun pertama operator diberikan kesempatan untuk mengeksplorasi wilayah dan melaporkan hasil eksplorasi kepada pemerintah. Paling kurang setelah 10 tahun, operator diharapkan sudah mampu mengeksploitasi minyak dan gas, sehingga pemerintah akan mulai mendapatkan hasil.

Wilayah Ambalat adalah salah satu wilayah di Indonesia yang dijadikan pemerintah sebagai wilayah kegiatan eksplorasi dan eksploitasi migas. Pada wilayah ini, pemerintah telah mengikat kontrak berbentuk PSC dengan 2 operator, wilayah Ambalat sebelah barat yang disebut dengan nama Ambalat kepada ENI dan wilayah Ambalat Timur kepada Unocal. ENI dan Unocal sudah mengekplorasi wilayah-wilayah tersebut dan telah mulai mengumpulkan hasil-hasil penyelidikan yang memadai untuk mengambil keputusan mengeksplorasi lebih lanjut wilayah-wilayah ini.


Kegiatan eksplorasi dewasa ini biasanya dimulai dengan melakukan survey seismik terhadap seluruh wilayah kontrak PSC. Data-data dari survey seismik akan diinterpretasi oleh geophysicist untuk mendapatkan pemetaan struktur lapisan batuan di bawah permukaan bumi. Selanjutnya untuk beberapa daerah yang menurut peta seismik potensial menjadi reservoir minyak dan gas, dilakukan eksplorasi lanjutan berupa pemboran dan pengujian sumur eksplorasi yang biasanya disebut dengan istilah wildcat well. Beberapa titik di daerah PSC akan dibor dan setelah kegiatan pemboran dan pembangunan sumur selesai, akan diturunkan alat-alat pengujian ke dalam sumur yang berfungsi untuk mengetahui karakteristik-karakteristik dari lapisan di bawah permukaan bumi yang berada di bawah titik tersebut. Dari data-data pengujian sumur tersebut, para geologist akan menginterpretasikan data-data tersebut menjadi peta struktur lapisan bawah bumi yang lebih lengkap dengan tambahan karakteristik-karakteristik batuan untuk masing-masing lapisan bawah bumi. Pengujian lebih lanjut diperlukan dengan melakukan pengambilan sampel lapisan bawah bumi yang diduga merupakan reservoir minyak dan gas untuk memastikan adanya kandungan minyak dan gas bumi disana.

Jika semua data-data dan interpretasi dari eksplorasi telah dikumpulkan, maka reservoir engineer akan menghitung berapa kira-kira kandungan minyak dan gas yang terdapat di bawah perut bumi dan berapa yang dapat diangkat ke atas permukaan bumi dengan teknologi yang tersedia saat ini. Perhitungan akan dilakukan untuk menentukan keekonomisan daerah yang akan dieksploitasi. Jika hasil perhitungan menyimpulkan kegiatan eksploitasi akan menghasilkan keuntungan, maka mulailah disiapkan fasilitas-fasilitas untuk mengeksploitasi minyak dan gas bumi tersebut.




This page is powered by Blogger. Isn't yours?