Friday, January 27, 2006

 

Terorisme dan Pesantren ...


Memang beberapa tahun belakangan ini teroris menjadi ancaman terbesar di negara kita, terutama ancaman terhadap aset-aset yang dimiliki oleh asing. Selain itu, Indonesia dituding sebagai negara dimana para teroris direkrut dan dididik. Menurut penyelidikan polisi dan intelijen, perekrutan dilakukan melalui pesantren, sehingga belakangan ini banyak pesantren diawasi dengan sangat ketat oleh polisi dan intelijen.

Nah kenapa kok yang banyak direkrut itu orang-orang lulusan pesantren? Pertanyaan ini sempat mengemuka dalam benak gue beberapa lama. Dulu waktu kuliah juga sempat denger ada beberapa teman yang didekati oleh orang-orang yang mengajak mereka untuk berjihad dengan jalan mengangkat senjata atau melakukan tindakan kekerasan. Tapi dari pelaku-pelaku pemboman di Indonesia yang telah tertangkap, kayanya hampir semuanya berasal dari lulusan pesantren, dan tidak ada yang dari lulusan sekolah umum misalnya.

Menurut Emha Ainun Najib, kebanyakan lulusan pesantren biasanya termarjinalkan dalam kehidupan setelah dia lulus dari pendidikannya. Perusahaan-perusahaan biasanya langsung menyingkirkan lamaran-lamaran kerja dari orang-orang yang berpendidikan pesantren, terutama karena image dari pesantren yang dianggap sejenis sekolah yang hanya belajar agama dan mereka dianggap tidak cakap atau ada sentimen terhadap orang-orang yang pemahaman agamanya terlalu dalam seperti lulusan pesantren. Kebanyakan dari mereka bekerja di sektor informal, hidup dalam keadaan ekonomi yang kurang, merasa tertekan dengan keadaan ekonominya. Ini menyebabkan sebagian dari mereka merasa bahwa ketertindasannya secara ekonomi ini diakibatkan oleh penguasaan secara ekonomi, politik, sosial dan budaya oleh bangsa-bangsa Barat (Amerika Serikat dan negara-negara ekonomi maju di Eropa Barat) dan menganggap bahwa bangsa Barat adalah musuh mereka. Lalu mereka menggeneralisasikan pendapat mereka ini menjadi bahwa bangsa-bangsa Barat adalah juga musuh umat Islam dan membawa-bawa nama Islam dalam setiap tindakan mereka. Nah orang-orang lulusan pesantren seperti inilah yang gampang sekali direkrut oleh para gembong teroris dan melekatkan cap Islam di belakang aktivitas terorisme mereka. Objek-objek yang diincar tentu saja objek-objek yang berhubungan dengan kepentingan bangsa-bangsa Barat di Indonesia. Image pesantren dirusak oleh beberapa orang lulusan mereka yang berpikiran seperti ini.

Secara pribadi, gue berpendapat bahwa pendidikan pesantren perlu tetap dijaga dan dikembangkan. Malah tanggung jawab pemerintah dan masyarakat juga untuk tetap menjaga dan mengembangkan pendidikan pesantren. Pendidikan pesantren merupakan alternatif dari pendidikan umum dan merupakan sistem pendidikan yang berawal jauh dari sistem pendidikan umum kita sekarang yang dikembangkan oleh Belanda pada zaman kolonial. Saran untuk pengasuh pesantren adalah agar mereka melengkapi juga para santrinya dengan pengetahuan-pengetahuan dan keterampilan-keterampilan yang berguna buat mereka terjun di dunia nyata.

Dari kalangan kita sebagai lulusan-lulusan sekolah umum, mungkin ada keinginan juga untuk menyumbangkan sebagian ilmu dan keterampilan yang kita kuasai untuk diajarkan pada para santri yang sedang menempuh pendidikan di pesantren. Kebanyakan pesantren tidak punya cukup uang untuk menggaji para guru yang mengajar ilmu-ilmu dan keterampilan-keterampilan umum yang diambil dari luar pesantren. Juga mungkin diantara kita yang punya usaha yang sukses bisa menyumbangkan keterampilan-keterampilan mengelola usaha dan mengurus urusan-urusan keuangan, hukum, dan lain-lain.

Tapi di sisi lain pesantren juga harus terbuka terhadap keinginan orang dari luar kalangan pesantren untuk ikut berpartisipasi menyumbangkan ilmu dan keterampilan mereka. Pesantren-pesantren selama ini terkesan tertutup bagi pihak luar dan tidak bisa diakses. Memang kasus ini tidak terjadi di semua tempat, di Balikpapan contohnya, pesantren Hidayatullah mempunyai hubungan yang sangat erat dengan masyarakat di luar pesantren, termasuk karywan-karyawan perusahaan-perusahaan yang beroperasi di Balikpapan. Pesantren Daarut Tauhiid di Bandung juga memiliki unit-unit usaha yang melayani masyarakat di sekitarnya dan memberdayakan santri-santri yang cekatan dan terampil untuk mengurusi usaha tersebut.


This page is powered by Blogger. Isn't yours?