Tuesday, February 13, 2007

 

Negeri Sogoknesia



Berikut fakta-fakta dari negeri Sogoknesia:

1. Untuk ngurus apa-apa, misalkan kartu keluarga dan KTP, petugasnya musti dikasih duit lebih dahulu, padahal mereka sudah digaji untuk kerjaan tersebut. Kalo ikhlas sih kita juga senang ngasih, tapi kalo udah sampai kalo ngasih kita dilayanin dengan baik, kalo ngga dicuekin doing, itu mah sogok namanya. Mendingan ngga ngasih deh kalo gitu.
Kejelekan-nya:
- Petugas akan kerja malas-malasan kalo ngga dikasih uang dan menganggap bahwa dia dibayar oleh orang yang punya urusan sama dia, padahal harusnya khan dia dibayar sama negara. Jadi dia menjadi abdi individu orang-orang yang membayar dan bukan abdi negara.
- Orang-orang yang berduit akan punya peluang dilayani jauh lebih baik dan ramah, sementara orang-orang tidak berduit akan dibiarkan terlantar di pinggir.
Saran:
- Pemerintah nyediain pusat-pusat pengaduan tentang pelayanan petugas pemerintah di tempat-tempat yang dipercaya ama masyarakat. Masyarakat kadang-kadang takut juga ngadu dipalak sama petugas, karena kadang-kadang petugas di tempat pengaduan juga temen-nya petugas yang suka minta duit tadi.

2. Kalo melanggar peraturan lalu lintas, banyak oknum polisi maksain atau ngarahin yang ditilang buat bayar ke dia aja. Jadi polisi-polisi tersebut akan bilang ngurus tilang ke pengadilan itu susah, lebih baik bayar langsung ke dia aja.
Kejelekan-nya:
- Uang tilang yang harusnya buat negara lari ke kantong oknum-oknum polisi tersebut.
- Masyarakat akan memandang polisi kita sebagai polisi yang murahan dan peraturan boleh dilanggar asal kita siap dengan duit buat nyogok si polisi. Padahal harusnya khan peraturan ditaati dan bukan dilanggar.
Saran:
- Sosialisasi prosedur-prosedur pengurusan tilang ke masyarakat umum, jadi masyarakat mengerti tentang prosedur-nya. Bisa saja dengan iklan di media massa. Coba bayangin berapa penghasilan yang bisa didapat pemerintah dari duit-duit yang biasanya lari ke individu-individu polisi tersebut.
- Dari beberapa rahasia umum yang saya dengar, di institusi kepolisian ada sistem setor-setoran yang tidak legal dari bawahan ke atasan. Kalo ini bisa didengar sama atasan polisi yang paling atas (Pak Sutanto maksudnya), mohon dibersihkan kepolisian dari sistem-sistem setoran preman seperti itu.

3. Untuk dapetin proyek-proyek di pemerintahan, bahkan di swasta, ada aturan gelap bahwa harus ada ada uang bawah meja dulu sebelum proyek ditender atau ditetapkan siapa yang ngerjain. Jadi proyek diberikan kepada siapa yang ngasih uang lebih banyak ke pejabat yang punya kuasa menentukan keputusan, bukan karena kualitas dari si kontraktor.
Kejelekan-nya:
- Ngga perlu lagi kerja dengan bagus dong, cukup ngasih duit sebanyak-banyaknya ke yang mutusin tender.
- Hasil kerja kontraktor yang ditunjuk dengan kriteria yang ngasih paling banyak ke pembuat keputusan besar kemungkinan akan jauh di bawah standar, apalagi dari nilai proyek khan udah kemakan sebagian ama duit yang harus dikasih ke petugas tender.
Saran:
- Kita yang berada di pihak yang punya proyek dan yang ngerjain proyek harus sama-sama berkomitmen untuk memberantas praktek-praktek uang bawah meja ini kalau ngga ingin setiap proyek yang dikerjakan mutu-nya di bawah standar, dan sebahagian besar duit-nya lari ke individu-individu, anda ngga tahu dimanfaatin buat apa itu duit oleh individu-individu tersebut, syukur-syukur digunakan untuk keperluan yang baik, tapi celaka sekali kalo individu itu malah pake duitnya untuk membiayai istri simpanan atau main ke tempat-tempat pelacuran, atau untuk membiayai pacaran anaknya.

4. Untuk jadi anggota DPR atau jadi bupati, untuk masuk dalam calon atau dalam kampanye nyogok kemana-mana. Untuk masuk dalam pencalonan mereka nyogok ke partai, sedangkan dalam kampanye tidak sedikit yang menggunakan politik uang untuk menarik konstituen.
Kejelekan-nya:
- Si calon anggota DPR atau calon bupati pasti ngeluarin duit banyak untuk nyogok-nyogok, jadi pasti dia akan cari cara gimana buat ngembaliin modal.
Saran:
- Jangan pilih calon anggota DPR atau bupati yang berkampanye dengan politik uang. Ambil aja uangnya, tapi jangan pilih dia. Ingatlah bahwa dia baik hati ngasih uang segala macam dalam rangka investasi, ntar kalo udah berkuasa pasti yang diambil dari kita jauh lebih banyak dari yang dia berikan kepada anda.

This page is powered by Blogger. Isn't yours?